Selasa, 11 Februari 2014

Petani Merapi Masih Sulit Akses Kredit

Kemalang - Petani yang bergabung dalam kelompok tani Klaster Lereng Merapi mengaku masih kesulitan mengakses kredit perbankan. Kesulitan itu berkaitan dengan ketentuan agunan atau jaminan pinjaman, persyaratan administrasi yang rumit dan ketentuan status badan hukum kelompok yang seringkali mengganjal pengajuan kredit para petani pada perbankan, khusus yang bermukim di kawasan rawan bencana. Demikian poin penting dalam ajang temu bisnis yang digelar Bank Indonesia Cabang Solo dengan petani lereng Merapi beberapa waktu yang lalu di salah satu rumah warga dukuh Butuh, Siderejo, Kemalang, 5 km dari Puncak Merapi.

Widagdo salah satu anggota kelompok Klaster Lereng Merapi mengaku pernah pengajuan kreditnya ditolak mentah-mentah oleh salah satu bank karena alasan tanah yang diajukan sebagai agunan berada di daerah rawan bencana. Walaupun akses kredit masih rendah, Suharto selaku Ketua Klaster Lereng Merapi, mengatakan pasca erupsi Merapi 2010 selain beternak sapi saat ini petani Merapi cukup bergairah untuk bertanam holtikultural. Tanaman seperti tomat, sawi, kembang kol dan khususnya lombok menjadi komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Suharto juga  seorang PNS guru di SMK Pertanian Klaten ini menambahkan ada 400 lebih petani yang bergabung dalam kelompok tani Klaster Lereng Merapi dengan sebaran lahan mencapai lebih dari 100 Ha. Selain menanam sayur dan beternak, klaster Merapi juga membudidayakan minuman dan makanan olahan. Kripik singkong dan minuman rempah beberapa saat yang lalu sangat diminati dalam pameran di Hotel Paragon Solo.

Menanggapi keluhan petani Merapi,Sutrisno, Meneger Unit Akses Keuangan dari Bank Indonesia Cabang Solo mengatakan acara temu bisnis ini menjadi bagian tugas BI sebagai pembina dan pengawas perbankan untuk mendorong akses kredit program yang digulirkan pemerintah. Temu bisnis ini mempertemukan para petani dengan perbankan.  BNI, BRI, Bank Mandiri, Syariah Mandiri, BKK Tulung, Bank Jateng Bank Pasar Klaten, BPRS, Konsultan perbankan, BNI Syariah hadir mewakili pihak perbankan. Kredit program yang dapat diakses petani tambah Sutrisno adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang mendapat fasilitas subsidi bunga dari pemerintah sebesar 4%. Kredit Program ini sangat menarik. Kesulitan petani itu dapat diatasi dengan kebijakan bank yang mempermudah angsuran di masa panen untuk pertanian dan ternak, agunan bersama dan menbentuk badan usaha semacam koperasi. Sumber

0 komentar:

Posting Komentar